SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FTK UIN MATARAM

Senin, 14 Oktober 2019

Poster Pembelajaran Karya Mahasiswa

Berikut kami tampilkan karya mahasiswa dalam pembuatan poster pembelajaran dari hasil study group inovasi pembelajaran berbasis proyek:
Poster Integrasi Sains dan Islam

Poster Kegiatan Praktikum Pengukuran

Selasa, 08 Oktober 2019

Pembekalan dan Bimbingan Teknis Publikasi Ilmiah


Kepada segenap mahasiswa Prodi Tadris Fisika FTK UIN Mataram (Bimbingan Aplikasi Mendeley, Menulis Jurnal, Memilih dan Mengirim Jurnal) pada tanggal 05, 12, dan 19 Oktober 2019.


Rabu, 02 Oktober 2019

Undangan Temu Alumni FTK UIN Mataram


ssalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Temu alumni FTK sekaligus seminar nasional insya Alloh akan diselenggarakan pada tanggal 2 November 2019. Dimohon untuk semua alumni Prodi Tadris Fisika untuk ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Semoga kesuksesan selalu menyertai Anda semua dimanapun berada. Tetap jaga nama baik almamater, berikan yang terbaik untuk kemajuan pendidikan khususnya di bidang Fisika. 

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh


Hasil Karya Video Pembelajaran Mahasiswa Fisika

Berikut kami tampilkan karya mahasiswa dalam pembuatan video pembelajaran dari hasil study group inovasi pembelajaran berbasis proyek:
Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4
Kelompok 5


Kelompok 6

Pembelajaran di Era Revolusi 4.0


BAB I
INOVASI PEMBELAJARAN DI ERA REVOLUSI 4.0

A.   Pendahuluan
Revolusi industri 4.0 merupakan keadaan industri abad ke-21 saat perubahan besar besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik, digital, dan biologi. Kini berbagai industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin, dan data yang lebih dikenal dengan nama Internet of Things (IoT). Berikut sekilas gambaran ke-empat era revolusi industri mulai dari 1) era mesin, 2) era listrik, 3) era komputerisasi dan 4) era revolusi industry 4.0 yang memiliki ciri khas intelegensi dengan kemajuan di berbagi bidang.

Tahun 2018 disebut sebagai awal zaman revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan sistem cyber-physical system, kemajuan teknologi dalam berbagai bidang, khususnya kecerdasan buatan, robot, blockchain, teknologi nano, komputer kuantum, bioteknologi, internet of things, percetakan 3D, dan kendaraan tanpa awak.

Cyber physical system (CPS) adalah sistem kolaborasi elemen komputasi yang mengendalikan entitas fisik. CPS adalah sistem fisik dan rekayasa yang operasinya dipantau, dikoordinasikan, dikendalikan, dan diintegrasikan oleh inti komputasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan kita untuk menambah kemampuan sistem fisik dengan menggabungkan komputasi dengan komunikasi dengan proses fisik.

B.   Revolusi Industri 4.0 dan Pembelajaran di Kampus
Berikut adalah dampak-dampak Revolusi Industri 4.0 di dunia pendidikan
1.    Hubungan internal kampus
Terkait dampak Revolusi Industri 4.0 yakni dengan adanya ‘digitalisasi sistem’, mau tidak mau menuntut baik para dosen maupun mahasiswa untuk mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sistem pembelajaran yang semula berbasis pada tatap muka secara langsung di kelas, bukan tidak mungkin akan dapat digantikan dengan sistem pembelajaran yang terintegrasikan melalui jaringan internet (onlinelearning).
Merekrut karyawan dengan penekanan pada kualifikasi berdasarkan tingkat pendidikan dan pengalaman tidak lagi relevan dalam lingkungan yang berubah dengan sangat cepat ini. Seiring makin lumrahnya kolaborasi antara robot dan manusia, posisi-posisi pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya tersebut menuntut para karyawan memiliki beberapa keahlian khusus dan karakter tertentu dalam satu waktu. Para perekrut perlu merespon perubahan tersebut dengan tidak sekadar melihat kandidat dari tingkat pendidikan dan pengalamannya, tapi lebih pada keterampilan yang dibutuhkan dan karakter yang cocok untuk mengisi posisi yang ditawarkan. Oleh karena seorang mahasiswa perguruan tinggi mulai sekarang harus dibekali keahlian-keahlian khusus untuk dapat bersaing dengan yang lainnya. Salah satu keahlian yang sangat penting untuk dimiliki di Era Revolusi Industri 4.0 adalah kompetensi mahasiswa dalam bidang teknologi informasi (IT). Sebagai seorang calon guru atau pendidik, mereka harus mampu memanfaatkan komputerisasi dan jaringan (internet) dalam menjalankan profesinya.
3.    Pembelajaran berbasis output/outcome
Pada era ini perlu suatu pendekatan atau model pembelajaran yang tepat untuk memfasilitasi peserta didik atau mahasiswa dalam menjawab tantangan hidup yang begitu dinamis. Daya kreasi dan inovasi mahasiswa perlu dibina mulai sekarang agar memiliki kompetensi yang mumpuni untuk tetap eksis di tengah makin sulitnya lapangan pekerjaan dan mendapatkan kerja yang layak. Ke depan tidak lagi terpikir untuk mencari kerja, namun pekerjaan apa yang akan diciptakan. Inilah yang menjadi spirit seorang pendidik (dosen) dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah model pembelajaran berbasis proyek yang menitikberatkan produk yang dihasilkan mahasiswa. Pembelajaran ini terbukti memberikan efek yang signifikan dari berbagai riset yang ada dalam menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi mahasiswa.
Berikut adalah gambaran skills (keahlian) yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran di kampus. Setidaknya ada 10 kemampuan yang patut untuk menjadi perhatian khusus agar mahasiswa kita mudah memiliki pekerjaan pada tahun 2020 oleh forum ekonomi dunia yaitu 1) kemampuan memecahkan masalah yang komplek, 2) berpikir kritis, 3) kreativitas, 4) manajemen publik, 5) koordinasi dengan yang lain, 6) kecerdasan emosional, 7) kemampuan mengambil keputusan yang tepat, 8) orientasi pada pelayanan, 9) negosiasi, dan 10) Pengetahuan yang mudah disesuaikan.


C.   Tantangan dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas
Tantangan kita dalam meningkatkan daya saing dan produktivitas di Era Revolusi Industri 4.0 adalah sumber daya manusia (SDM) dan pengelolalaannya. Tidak dipungkiri SDM yang menjadi pekerja sekarang ini terdiri atas berbagai lintas generasi. Tentunya mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut akan dijelaskan beberapa hal terkait dengan kondisi ini
1.    Lintas generasi dalam pekerjaan  
Setidaknya bisa ada lima generasi yang masih mengisi pekerjaan sampai tahun 2020 ini yaitu 1) generasi tradisonal (lahir 1900-1945) yang memiliki karakteristik disiplin, 2) generasi boomers (lahir 1946-1964) yang tergolong suka bereksperimen, 3) gen X (lahir 1965-1976) dalam golongan yang independent (mandiri), 4) generasi millennial (lahir 1977-1997) yang bercirikan siap dan segar, dan 5) gen 2020 (lahir setelah 1997 sampai sekarang) memiliki ekpektasi yang tinggi. Berikut gambaran lima generasi sumber daya manusia yang masih akan mengisi pekerjaan sampai tahun 2020.
2.    Pengelompokan Generasi
Pengelompokan generasi oleh Presenky (2001) menjadi dua golongan yaitu generasi digital natives dan digital immigrants.

a)       Gererasi digital natives (DN) adalah generasi yang lahir dimana teknologi sudah berada dilingkungannya (dimulai tahun 1990). Merupakan generasi yang “melek teknologi” yang aktif dalam jejaring media sosial.
b)       Generasi digital immigrants (DI) adalah generasi yang lahir sebelum 1990. Merupakan generasi yang gagap teknologi.

Seorang digital natives  a) menerima informasi sangat cepat, b) multitasking, lebih memilih informasi pada grafik/gambar dari teks, c) mengakses sumber secara random dengan hyperlinks, d) berfungsi sangat baik ketika ada jaringan, e) tumbuh kembang dalam kepuasan dan reward,  dan f) lebih memilih permainan dibangdingkan dengan “pekerjaan yang serius”. Sedangkan untuk digital immigrants memiliki ciri: a) lebih memilih informasi yang dirilis secara terkontrol pada sumber yang terbatas, b) lebih memilih focus pada satu tugas, c) lebih sering memilih untuk mendapatkan informasi dari bacaan (teks), d) lebih memilih informasi yang mempresentasikan bersifat linear dan sekuen, e) memiliki kebutuhan yang lebih besar terhadap ruang pribadi dan personal untuk instropeksi diri.

3.    Menjebatani DN dan DI dalam dunia pendidikan 
Sering terjadi masalah kerjasama antara DN (mahasiswa) dan DI (dosen atau pimpinan) dalam usaha meningkatkan daya saing dan produktivitas. Masalah yang dihadapi adalah:
a.       Takut akan perubahan
b.       Selalu mengatakan tidak cukup infrastruktur
c.        Menganggap metoda tradisional tetap paling efektif
Lalu untuk menjembatani DI dan DN serta beradaptasi dengan revolusi industri maka keduanya harus berani keluar dari “Zona Nyaman” dengan cara:
a.       Menggunakan bahasa yang tepat
b.       Meninggalkan cara cara lama
c.        Menggunakan teknik teknik yang baru
d.       Memperkerjakan orang yang tepat
e.       Harder, better, faster, stronger
f.         Merespon terhadap kebutuhan industri 4.0 dimana manusia dan mesin menyatu untuk menghasilkan produk produk baru
g.       Memamfaatkan semua potensi teknologi digital yang tersedia secara global
h.       Membuat cetak biru (blue print) pembelajaran masa depan untuk pembelajaran seumur hidup sehingga menghasilkan generasi yang lebih bermamfaat dimasyarakat.
Dampak revolusi industry 4.0 dalam sektor pedidikan dan solusi untuk ke arah yang lebih baik diantaranya:
Revolusi belajar, Tren edutech bermunculan. Para guru tidak hanya mengandalkan spidol atau kapur tulis, temuan temuan kreatif terkait pembelajaran berhasil diciptakan.
Pendekatan tradisional sudah usang, pendekatan tradisional dicirikan dengan peran guru dalam kelas terlalu dominan. Pendekatan ini sudah tidak cocok diterapkan dalam era revolusi industri 4.0
Bekerja dalam jejaring global, RI 4.0 melahirkan pembelajaran jarak jauh. Siswa bisa berinteraksi dengan aneka ragam siswa dibelahan dunia
Mudahnya mendapatkan akses pendidikan menjadi hal yang prioritas ke depan. Pendidikan seyogyanya tidak hanya dinikmati oleh orang yang berduit. Namun setiap warga negara hendaknya dapat mengakses pendidikan pada jenjang setinggi-tingginya. Perlu mewadahi adanya sertifikat atau ijazah berdasarkan kompetensi yang dimiliki. Ijazah atau sertifikat bukan hanya diperuntukkan karena mereka sudah melalui perkuliahan atau sekolah di institusi atau lembaga yang resmi. Tetapi perlu juga diberikan kepada orang-orang yang secara kapabalitas yang teruji namun tidak sebaik nasib orang berduit.
Kreativitas sudah waktunya untuk menggantikan yang hanya bermodalkan kecedasan. Berikut adalah skema yang tentunya bisa menjadi panduan kita dalam menjalankan aktivitas kita di dunia pendidikan.
Berdasarkan gambar di atas sebagai seorang pendidik mulailah untuk merancang apa saja yang akan dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
a.       Bagaimana seorang guru akan mengajara (metode)?
b.       Bagaimana siswa akan belajar?
c.        Apa yang akan guru ajarakan (konten)?
d.       Bagaiama ruang pembelajaran itu akan?
e.       Apa saja aturan-aturan yang diterapkan oleh seorang guru/dosen?
f.         Apa saja aturan-aturan yang diterapkan oleh para siswa?
g.       Atribut apa yang dimiliki oleh siswa/guru?

Latihan
1.       Bagaimana peran seorang calon guru atau guru profesinal terkait dengan profesinya dalam melakukan inovasi pembelaran khususnya di Era Revolusi Industri 4.0?
2.       Apa saja keahlian yang perlu disiapkan oleh mahasiswa yang nantinya menjadi calon guru atau pendidik dalam menghadapi kemajuan teknologi yang luar biasa untuk menjawab tantangan pembelajaran di Abad 21?

Daftar Pustaka
Aoun, J.E. (2017). Robot-proof: higher education in the age of artificial intelligence. US: MIT Press.
Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design Principles for Industrie 4.0 Scenarios. Presented at the 49th Hawaiian International Conference on Systems Science.
Kagermann, H., Wahlster, W., & Helbig, J.(2013). Recommendations forImplementing the Strategic Initiative Industrie 4.0. Industrie 4.0 Working Group, Germany.